Jumat, 09 September 2011

Negeri Lama “IYAL ULY” Morella

Bekas Pondasi Masjid di Iyal Uli (foto: FKSB 2006)
Iyal Uly merupakan salah satu negeri lama di Negeri Morella yang dikenal sebagai pusat keagamaan, dan letaknya  ± 2,5 km ke arah selatan Negeri Morella.

Negeri Morella terbagi dalam 3 soa,  masing-masing terdiri dari beberapa rumah tau dan dipimpin  oleh seorang  Kepala Soa. pembagian mata rumah tau untuk setiap soa berdasarkan asal negeri lama salah satunya adalah negeri lama Iyal Uly.
Soa Iyal Uly  atau biasa disebut Soa Hatalesy terdiri atas lima marga yaitu Tawainlatu, Latulanit, Wakang, Lauselang dan Pical dengan kepala soa disebut Ela Hatumena dari marga Tawainlatu.

Negeri Morella sebagai satu Negeri Adat yang terletak di daratan jazirah leihitu memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang sangat menarik untuk dikaji, salah satunya  adalah dari sudut pandang perkembangan islam. Negeri Morella adalah salah satau daerah penyebaran islam di wilayah jazirah leihitu, hal ini terbukti dengan adanya peninggalan-peninggalan peradaban islam dahulu kala yang masih dapat ditemukan sampai saat ini.

Masuknya agama islam di Negeri Morella dimulai sejak abad ke-8 M yang dibawakan oleh penyiar islam dari timur tengah. Karena lepas dari percaturan politik yang terjadi pada zaman mu’awiyah di timur tengah, para mubaligh telah keluar membuka ekspansi dakwahnya, baik yang terpancar melalui gaungnya kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara maupun dinasti Tang di Negeri Cina.

Pesatnya perkembangan islam di Negeri Morella pada waktu itu, menjadikan masyarakatnya yang religius dan taat beribadah. pada saat terjadi perlawanan terhadap bangsa kolonial Belanda di Benteng Kapahaha, semangat perlawanan yang dipimpin oleh Kapitan Telukabessy (Ahmad Leikawa) pada waktu itu sangat berapi-api karena dipengaruhi oleh ajaran jihad fi sabilillah yaitu jihad di jalan Allah melawan para kaum kafir (Belanda), hal ini sebagaimana yang diceritakan  oleh Imam Rijali dalam Hikayat Tanah Hitu.

Sementara itu, karna Iyal Uly sebagai pusat keagamaan maka sampai saat ini di Negeri Morella para pengrus masjid atau dalam istilah masyarakat Negeri Morella disebut “Parenta” seperti imam, khatib, modin dsb, adalah orang-orang dari keturunan leluhur yang pernah tinggal di Negeri lama Iyal Uly yakni  salah satunya adalah marga wakang yang dijuluki dengan sebutan Pesy  yaitu orang yang menduduki jabatan tertinggi di mesjid (penguasa mesjid atau pengarah pengurus mesjd), dan Latulanit / Lauselang sebagai imam dan khatib.
Jejak perkembangan islam di Iyal Uly sebagai pusat keagamaan pada masa itu masih dapat ditemukan sampai saat ini yaitu berupa pondasi masjid tua Iyal Uly dan “halwat” yaitu tempat yang digunakan oleh para penyiar islam untuk meminta petunjuk Allah. selain itu, beberapa mushaf al-qur’an tua yang ditulis dengan tangan juga masih dapat ditemukan sampai sekarang.

Peninggalan-peninggalan  tersebut sampai saat ini memang masih dapat temukan namun kondisinya kian hari semakin memprihatinkan. Lingkungan yang kurang menudukung baik dari fakor alam maupun manusia membuat benda-benda tersebut hampir punah. Hal ini tentunya sangat disayangkan  mengingat tingginya nilai historis yang dimilikinya. Sampai saat ini memang belum ada langkah-langkah penanganan khusus dari pihak-pihak terkait utamanya pemerintah terhadap benda-benda bersejarah tersebut, meskipun demikian langkah-langkah perawatan seadanya sampai kini masih tetap dilakukan oleh masyarakat meskipun hal itu tidak terlalu maksimal mengingat keadaan masyarakat yang serba terbatas.

Harapan kita semoga saja kesadaran semua pihak untuk tetap melestarikan benda-benda bersejarah tersebut tidak pudar dimakan zaman, agar ia akan selalau bercerita kepada generasi mendatang atas perjuangan dan pengorbanan leluhur serta spirit islam yang pernah membangkitkan negeri ini. amin.


FKSB 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger