Minggu, 03 Juli 2011

M O R E L L A

Oleh: Bambang Widiatmoko

Di sebuah rumah tua
atap daun kering terpanggang abad
Tiang kokoh tampak berkerut
Tak ada lumut.

Angin dari laut berhembus
Takmampu menghalau gelisah
Dalam cucuran keringat
Berlelehan di tubuh tanpa sungut.

Mungkin hanya peti besi tua
Yang mampu menguak sejarah
Negeri yang dulu berdiri dengan gagah
Kini tampak letih - namun takmerasa kalah.

Aku menemu malam bertabur bintang
Dalam temaram cahayanya
Gelombang laut februari terus berlari
Mengejar mimpi lelaki sejati.

Di dalam rumah tua
Kilatan cahaya terus menerpa sejuta aksara
yang tertulis di atas kertas - nasibnya sengsara
seperti cinta sejati leluhur kita
Engkau hapus debu yang menyelimutinya.

Mungkin ada do'a para ulama di tubuhnya
Kulihat cahaya melesat menembus cakrawala
Barangkali juga mantera mengiringi laju perahu
Tempat ikan berenag dan menunggu
Di rumah tua - aku tertegun malu.

Morella telah menjadi nyala api di hati
Seribu kitab tersimpan dalam almari besi
Menyembunyikan rasa nyeri
Menyembunyikan air mata leluhur kami
Menyembunyikan diriku di balik jeruji nurani.


Foto: Naskah Peninggalan di Rumah Tua Marga Manilet, Negeri Morella. (By: FKSB 2006)


=========================================================================
Dikutip dari buku HIKAYAT KATA (Kumpulan Puisi) Karya Bambang Widiatmoko yang diterbitkan oleh GAMA MEDIA (April 2011).
Penuslis adalah seorang penyair kelahiran Yogyakarta 24 Oktober 1960. Pada tahun 2003 ia dianugerahi sebagai Pelestari Budaya oleh Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi (PLKJ) Surakarta.Selain sebagai dosen Universitas Mercu Buana, ia juga bergiat di Komunitas Sastra Indonesia (KSI), serta anggota Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL). Info lain mengenai Bambang Widiatmoko klik di sini
 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger