Rabu, 09 Maret 2011

Khasiat Getah Jarak Untuk Mengobati Luka Akibat Pukulan Sapu Lidi


Pohon Jarak  sudah dikenal luas oleh masyarakat terutama di wilayah pedesaan sebagai tanaman pembatas pekarangan dan lahan perkebunan, sehingga orang menyebutnya dengan Jarak Pagar.
Tanaman berfamili Euphorbiaceae ini menyebar hampir di seluruh bagian dunia beriklim tropis dan dapat tumbuh di wilayah yang kurang subur serta kering sehingga dapat berperan dalam penghijauan lahan kritis.
Jarak Pagar (Jatropha curcas) atau yang bernama Cina Ma feng shu,  mempunyai banyak manfaat. Saalah satunya yang saat ini hangat dibicarakan adalah potensinya sebagai sumber energi nabati (biofuel). Biji tanaman ini dapat diolah menjadi minyak jarak yang diproyeksikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi atau  bahan bakar fosil yang kian menipis ketersediaannya.
Sebelum ramai dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan maupun bahan bakar nabati, secara tradisional jarak pagar sudah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit luar. Dinantaranya adalah Minyak dari bijinya serta daun yang telah dilumatkan digunakan untuk mengatasi gangguan pada kulit, bengkak, maupun terkilir. Dan getah dari ranting atau daunnya  berkhasiat menghentikan perdarahan akibat luka.
Dr. A. Setiawan Wirian, salah seorang pendiri Himpunan Pengobat Tradisional dan Akupuntur se-Indonesia (HIPTRI) mengatakan jarak pagar juga mampu melancarkan darah (stagnant blood dispelling), menghilangkan bengkak (antiswelling), menghentikan perdarahan (hemostatik), serta menghilangkan gatal (antipruritik). Tanaman ini mengandung n-l-triakontanol, alpha-amirin, kampesterol, stigmast-5-ene-3 beta, 7 alpha-diol, stigmasterol, beta-sitosterol, iso-viteksin, viteksin, 7-keto-beta sitosterol, dan HCN.
Di Negeri Morella Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, getah daun jarak mempunyai peran khusus sebagai obat tradisional dalam acara adat Pukul Sapu Lidi. Acara yang digelar setiap 7 hari setelah lebaran ini di awali dengan pengumpulan peserta yang terdiri dari para pemuda dengan membawah sapu lidi dan pohon jarak di sebuah rumah adat (Rumah Tua Pesy),  untuk kemudian diarahkan ke arena pementasan di depan masjid Al-Muttaqien Morella. Acara ini merupakan tradisi yang sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu kala.
Para pemuda hanya memakai celana pendek dan ikat kepala sebagai pelindung telinga, mereka salin baku pukul dengan menggunakan sapu lidi hingga di setiap tubuh peserta  menjadi luka dan berdarah. Luka akibat pukulan ini sangat banyak, beberapa orang diantara mereka lukanya hampir memenuhi tubuh terutama bagian perut, dada dan punggung.
Usai pementasan mereka lalu berpelukan dan saling mengobati satu sama lain dengan meneteskan getah daun jarak ke luka-luka mereka.
Pengobatan ini dilakukan secara bersamaan, biasanya para penonton dan keluarga yang hadir saat itu turut ambil bagian dengan memetik ranting atau daun jarak yang telah disediakan kemudian mengolesinya ke bagian tubuh yang terluka.
Getah jarak pagar bersifat antimikroba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis Staphylococcus, Streptococcus, dan  Escherichia coli. Hal ini sangat baik bila digunakan untuk luka. Para peserta pukul sapu lidi mengaku dalam jangka 3-4 hari luka-luka mereka sudah dapat disembuhkan tanpa menggunakan obat-obat yang di beli dari toko. Mereka juga mengaku tidak merasa gatal saat mengolesi getah jarak ke tubuh mereka.
Demikian info ini disampaikan untuk kita semua, bagi yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kahasiat Jarak Pagar silahkan kunjungi link-link dibawah ini:
 Semoga Bermanfaat.
 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger