Sabtu, 05 Maret 2011

Apa itu Maaiiyat dan siapa Maaiiyat

Assalaamu'alaykum WarahmatULLAAHI Wabarakaatuh

BismILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Maaiiayaat????? Kata ini sering kita dengar di kalangan masyarakat kita khususnya Morella tercinta, sudah turun temurun sejak zaman kehidupan di kampung lama kita,, Kapahaha, Iyal Uli, NInggareta, Putilessy,,,, sampai sekarang,,, mungkin masih menjadi tanda TANYA besarrrrrr dikalangan masyarakat Morella, siapakah Maiiyyat itu?? dan Siapa Mereka??

Sebelum kita masuk ke pokok permasalahan, mari kita ulas kembali tentang kehidupan pertama nenek moyang kita di Ula Pokol, saya sendiri yang melakukan penelitian ini, saya sempat menanyakan langsung ke mahina sou tai lua, beliau masih keturunan asli dari Uka Latu Tapi, dari Sasole Salamony, beliau masih keluarga dekat dari pihak Ibu saya, kita sering mendengar selintingan kata bahwa Negeri Ula Pokol adalah Negeri yang pertama yang tumbuh dipermukaan bumi, hal ini yang masih membuat pertanyaan besar, Karena sesuai dengan Syariat Islam, dan dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits bahwa Bangunan yang pertama di muka bumi yang diciptakan ALLLAAH SWT adalah Ka'bah, Ka'bah sudah diciptakan ALLAAH SWT sebelum Nabi Adam AS di utus ke muka bumi, dan gunung yang pertama kali diciptakan oleh ALLAAH SWT adalah "Gunung Thur" atau sering dikenal dengan Bukit Thursina yang berada di Mekkah.

Mari kita simak percakapan saya dengan Mahina Soi Tailua tersebut, Beliau mulai menjabarkan ke saya asal muasal negeri Ula Pokol,,
Ummat Islam seluruh dunia pastilah tau bagaimana terjadi banjir bandang yang melanda dunia, terjadi pada zaman Nabi Nuh AS, setelah banjir bandang itu surut maka terlihat salah dati dataran yang pertama kali yang berbentuk gunung, saat itu juga salah satu penumpang dari kapal Nabi Nuh AS tersebut (laki-laki) bergegas bersama seekor ayam besar, (pada zaman dulu binatang-binatang bentuk tubuhnya besar-besar, bahkan sebelum manusia mengisi bumi sebelumya sudah ada kehidupan di muka bumi yaitu iblis, setelah itu binatang-binatang besar, dan kemudian fossil-fossil, setelah itu baru manusia, hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits), untuk terbang menuju dataran/pegunungan itu, seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an bahwa semua pengikut Nabi Nuh AS yang naik ke kapal adalah orang-orang Shaleh dan orang-orang yang beriman, jelaslah bahwa mereka beragama Islam, namun agama Islam mereka adalah Islam pengikut Nabi Nuh AS atau disebut juga agama Hanif, dan sholatnya pun bukan 5 waktu seperti ummat Nabi Muhammad SAW, mereka mempunyai ritual tersendiri.
Laki-laki atau Orang Shaleh tersebut adalah Uka Latu Tapi, nama ini adalah nama bahasa Lani atau nama alias atau nama gelar saja, tentunya nama asli beliau secara nama Islam pasti ada, dan nama itu sempat saya tanyakan dan diberi tahu,namun saya belum bisa menulis nama Islam beliau di sini, mungkin lain waktu atau pwmbahasan berikutnya.
Uka Latu Tapi menikah dengan seorang putri dari riring, daerah seram dan putri itu adalan anak dari raja laut setempat, maka jelaslah sudah, Raja Laut itu yang disebut dengan bangsa Maaiiyat,
mereka menikah dan dikaruniai 7 anak laki-laki dan 1 perempuan: 1. Tulisa Menay 2. Tulisa Muling, 3. Tuharela Huwala 4. Nahuwaya Amay, 5. Latu Poisela, 6. Payong, 7. Maliyong, dan saudara perempuan mereka bernama Hatuwatini atau nama hakikatnya 'Amma Yashifuun, tentunya ke-7 putra beliau tadi ada nama hakikatnya juga atau nama Islam namun saya tidak sempat tanyakan. 'Amma Yashifuun dikala masih kecil jikalau menangis tidak mau berhenti jika tidak dihubur dengan sesuatu yang menarik, maka diciptakannlah sebuah tarian indah yang kita sering kenal di acara 7 syawal yaitu "tari reti" atau tari saliwangi, itulah asal mula tari tersebut. dari ke-7 putra dan 1 putri tsb hampir semuanya hidup di alam maaiiyat, hanya 1 putra beliau Uka Latu yang hidup di alam manusia yaitu "Tuharela Huwala" karena alamnya berbeda maka dipindahkanlah putranya ini ke negeri ke-2 yaitu 'Kapahaha" dan beranak pinak sampai keturunannya para Asel dan lain-lain, entah Tuharela Huwal ini menikah lagi dengan bangsa maaiiyat atau manusia, yang jelas beliau mempunyai keturunan manusia di kapahaha kala itu.


Berikut Firman ALLAAH SWT dalam Surat Hud ayat 38-44

Allah lantas memerintahkan Nuh untuk membuat kapal guna menyelamatkan diri dan kaumnya yang beriman dari banjir dahsyat, "Mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, 'Jika kalian mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek (kami). Maka kelak kalian akan mengetahui siapa yang akan ditimpa adzhab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa adzhab yang kekal. 'Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, 'Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman. 'Ternyata orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit. Dan dia berkata, 'Naiklah kalian semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, 'Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir. 'Dia (anaknya) menjawab, 'Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah! '(Nuh) berkata, 'Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha Penyayang.' Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan, 'Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit (hujan) berhentilah,' Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan, dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, 'Binasalah orang-orang zhalim," (QS. Hud [11]: 38-44).

Demikianlah, badai topan menimpa kaum Nuh yang ingkar, sombong, dan berbuat kerusakan di muka bumi. Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman saat kapal mereka berlabuh di atas Bukit Judi, di sebuah tempat yang dikenal dengan nama JaziraI Ibnu Umar. Saat ini, tempat tersebut merupakan bagian timur Turki (Gunung Arafat).
Penumpang kapal pun keluar dan menetap di sana untuk pertama kalinya setelah perpindahan baru ini, Prof. Mahmud Syakir mengungkapkan, "demikianlah terjadinya perpindahan tempat tinggal penduduk bumi untuk kedua kalinya dari selatan ar-Rafidin (Mesopotamia) ke berbagai daerah pegunungan di utara. Pertambahan penduduk pun terjadi untuk kedua kalinya di berbagai tempat". Dengan begitu, keturunan Nabi Nuh dari anak-anaknya yang telah ikut serta dalam kapal semakin bertambah.
Sam dan keturunannya berangkat menuju barat daya ke arah jazirah Arab dan berpencar di sana. Ham dan keturunannya berangkat menuju selatan dan menetap di bagian selatan Irak setelah bumi kering dan mulai tampak subur kembali. Sebagian yang lain mengikuti langkah tersebut dan ada pula yang berpencar menuju tenggara ke arah India.
Sementara itu, yang lainnya menuju barat daya melewati Selat Bal el-Mandeb ke arah Afrika. Dari sana mereka menuju utara dan berbagai tempat lainnya. Yafits, anak Nabi Nuh yang ketiga berangkat bersama keturunannya ke arah timur dan ada juga yang menuju ke arah barat.
dari data yang saya cantumkan diatas, beserta Firman ALLAAH SWT jelaslah sudah kalau saat badai kering semua penumpang kapal itu mau kemana saja sesuai dengan kehendaknya masing-masing. tentunya Uka Latu Tapi pun demikian.


Nah disinilah kita bisa mengetahui siapa saudara kita Maaiiyat yang sebenarnya, Maaiiyat adalah golongan bangsa Jin, dalam syariat Islam, manusia boleh menikah dengan bangsa Jin, Jin juga ada yang Islam dan lain-lain, Jin diciptakan di muka bumi untuk menyembah ALLAAH SWT sama dengan Manusia, bahkan ALLAAH SWT menjelaskan bangsa Jin dalam Al-Qur'an dengan surat yang terpisah yaitu Surat Al-Jin yang terdiri dari 28 ayat, atau Qur'an surat 72 yang terdiri dari 28 ayat, jelaslah sudah manusia menikah dengan manusia selain itu manusia hanya bisa menikah dengan Jin, tidak mungkin dengan mahluk lain yang ada dimuka bumi ini, bangsa Jin waktu zaman Nabi Muhammad SAW mereka datang bergerombolan untuk masuk Islam di satu masjid yang ada di madinah, Masjid itu sampai sekarang diberi nama Masjid Al-Jin. Bangsa Jin semasa hidup di dunia mereka melihat manusia, namun manusia tidak bisa melihat Jin, hanya orang-orang tertentuh.begitu juga sebaliknya di akhirat nanti.


ALLAAH SWT sudah memberikan banyak peringatan dan isyarat kepada kita masyarakat morella bahwa maaiiyat itu jin... buktinya:
belum lama ini mungkin kurang lebih sekitar 50 thn lalu, terjadi peristiwa hilangnya nene hajar dan nene atima, yang hilang di perairan hasihi letang, dan dikabarkan Nenek Atima menikah dengan seseorang laki-laki penduduk laut di daerah tanjung alang nusaniwe, kemudian dikabarkan juga Nene Hajar menikah dengan Raja Laut, dan dibuktikan dengan anak beliau "Ghafur Maaiiyat" yang suka mengganggu ma'kaw nya mahina Latukau, kemudian kabar yang terakhir 2 thn yang lalu saat acara 7 syawal, kita mengundang para raja dan malesi datang ke acara 7 Syawal kita, dan muncul lagi anak dari Ghafur Maaiiyat yang membonceng beta pung Kaka Haji Adam dari ma'lamet ke letang, dengan mengenderai motor yang saat itu laju kecepatan motornya diluar akal sehat manusia, alias motornya "terbang", setelah tiba ditempat tujuan, anak tersebut ditanya oleh Kak Haji Adam, dan dia menjawab "saya cucunya Nenek Hajar, saya anaknya Bapak Ghafur",... jelaslah sudah saudaraku.
Jika kita sedang ada maslah atau perang, pasti maaiiyat sibuk dengan segala sesuatunya, entah gong lah apa lah macam-macam, ada juga dipanggil dengan cara adat mahina soy tai lua, agar mereka datang untuk membantu kita.
himbauan dari saya maaiiyat hadir atau di panggil itu bukan hal yang tahayyul atau syirik, tergantung dari kita manusia khususnya masyarakat morella, jika kita menyikapi seakan-akan kita menganggap mereka itu disamakan dengan ALLAAH SWT maka syiriklah kita, namun jika kita memanggil mereka dengan cara adat namun keyakinan dan maksud yang sudah tertanam di hati hanya sekedar meminta pertolongan dari mahluk atau yang tepatnya saudara kita mahluk maaiiyat maka hal ini boleh, bukan syirik, diperbolehkan oleh Rasul SAW. Karena kita memanggil mereka sebatas untuk membantu kita dan kita menganggap mereka sebatas mahluk, bukan lebih dari itu. dan jangan lupa selalu di mulai dengan Basmalah dan lebih baik lagi ditambah Shalawat.
Contoh: Ilham dan Affan, mereka dalah kakak beradik, Ilham ingin meminta tolong sesuatu dari Affan, apakah tidak boleh! atau Ilham lagi di serang oleh orang musuh dan Ilham tau, loh saya kan tidak sendiri, saya punya saudara yaitu Affan, maka dipanggillah Affan untuk membantu, apakah itu tidak boleh? atau tahayyul? atau syirik? tentunya tidak saudara-saudaraku. karena maaiiyat juga beranak pinak seperti kita manusia, mereka beragamaIslam juga, mereka tau siapa kita, mereka tau kita masyarakat morella adalah saudara mereka.
Jika hal ini tahayyul atau syirik, tentunya orang-orang tua kita sudah melarangnya dari dulu, apakah mereka syirik? mereka itu ulama-ulama besar.
mau tidak mau suka tidak suka, maaiiyat adalah saudara kita, saudara kandung kita, saudara dari satu rahim. Jadi kesimpulannya Maaiiyat adalah bangsa Jin, namun bangsa Jin yang mengalir darah manusia. Yaa boleh dikatakan yaa Maaiiyat itu Jin funky...alias Jin gaul bangettt,,, he..he..he.., gue senang banget punya sudara maaiiyat itu, karena mereka baik banget, mereka peduli banget sama kita saudara-saudaraanya...
Jika ada comment silahkan, karena saya manusia biasa dan punya keterbatasan
wassalaam

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger